Wednesday, July 23, 2014

Anak-anak, Ceritamu di Hari Ini


23/7-2014 HARI INI DIPERINGATI SEBAGAI HARI ANAK NASIONAL

Sebait kalimat tertulis dalam running text sebuah televisi swasta. Membacanya sambil terkenang tentang anak-anak yang aku temui di sebuah mesjid tadi malam dan beberapa hari yang lalu

Kisah 1
Sekumpulan anak perempuan sebuah MDA sedang bercerita sesama mereka, sambil duduk tidak jauh dari mereka, aku curi dengar percakapan antar anak tersebut.
A : Eh, kalian tahu Kenzo ndak? Ganteng yaa dia
B : Iyaa, aku tahu, aku tahu, aku suka nontonnya
C : Di film bintang-bintang tu kan (Judul asli filmnya Kamu Yang Berasal dari Bin****)
*Lain cerita, tetapi anak yang sama
A : Iya, terus juga di film CHSI, Bram selingkuh dia dengan cewek lain
C : Iyaa dia selingkuh, kasian Hana nya (Istrinya Bram)
B : Si Bram selingkuh dia sama si Hello Kitty

Heei dek, apa yang kalian bicarakan? bicarain selingkuh, film, dan segala hal yang belum pantas kalian bicarakan. Itu film mainnya jam malam, jam 8 ke atas, jam dimana anak-anak seumur kalian belajar, bukan nonton, membaca bukan main gadget, ngerjain PR bukan tidur karena kecapekan main. Anak zaman sekarang bukan lagi bercerita tentang kisahnya di sekolah, permainan apa yang mereka lakukan tadi, jajanan dan makanan apa yang baru di sekolahnya. Zaman sudah berubahkah?

Lain lagi cerita yang tadi malam aku curi dengar
Kisah 2
Sekumpulan anak (lagi-lagi) perempuan sedang duduk di dalam mesjid, sambil menunggu dimulainya tarawih
X : Anak ibu Anu (aku gak dengar nama ib yang disebut) hafalannya udah banyak
Y : Siapa? siapa? anak ibu siapa?
X : Ibu Anu (lagi-lagi ak gak dengar nama Si Ibu), hafalannya udah 20 Juz
Z : Iih, hebat yaa!!

Subhanallah ya dik dengan apa yang kalian bicarakan, mungkin kita sama-sama bermimpi, mengais-ngais harapan untuk menuju arah kesana. Tapi, semoga kalian bisa menjadi seperti anaknya Ibu Anu itu ya , kakak berdoa untuk kalian.

----
Dua kisah yang berbeda, di mesjid yang berbeda, tentunya dengan anak-anak perempuan yang berbeda pula. 

Untuk adik-adikku di kisah 1
Bukan menyalahkan para orang tua kalian wahai adik-adik, hanya memang ada yang salah dengan kisah yang kalian bicarakan akibat dari pola pendidikan atau apalah itu yang salah, mungkin yang kali ini kakak dengar dari apa yang kalian bicarakan adalah yang buruknya, tapi pasti cerita yang baik pernah terucap dari bibir mungil kalian adik-adikku.
Aku memang belum menjadi seorang orang tua, tapi sebagai sudut pandang seorang yang lebih tua dibanding kalian dan tidak lebih tua dari kedua orang tua kalian, tidak seharusnya kisah sinetron selingkuh dan kisah rumah tangga yang kalian bicarakan, lebih tepat lagi, tidak seharusnya kalian menonton film atau sinetron yang belum pantas. 
Peran serta orang tua jauh lebih penting disini, bahkan jika bisa stasiun televisinya (tapi ya sudahlah, membicarakan stasiun televisi mengubah siarannya sangat sulit, ditegur KPI aja gak ngaruh), tidak menyalakan TV ketika jam harusnya anak-anak belajar, ikut menemani dan bahkan belajar bersama anak-anak kalian, itu sungguh jauh lebih baik wahai para orang tua. 
Setidaknya, dengan bimbingan dari para orang tua, tidak ada lagi kisah anak-anak yang besar dengan kurang kasih sayang, anak-anak yang melampiaskan curhat dan emosinya di media sosial, bahkan imbas jauhnya, tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan, baik fisik atau batin, dunia maya atau dunia nyata, bahkan kekerasan seksual.

Wahai Adik-adikku di Kisah 2
Sungguh beruntung kalian mendapat pendidikan dan pengajaran yang jauh lebih baik dari anak-anak lain di dunia ini. Beruntunglah para orang tua yang bisa mendidik anak-anaknya, menempatkan anak-anaknya di lingkungan yang mendukung pertumbuhan pola pikir, mental dan psikisnya ke arah yang baik, apalagi bisa sejalan dengan perintah agama dan seharusnya memang sejalan dengan agama bukan?
Alhamdulillah yang kakak dengar dari kalian bukan rumpian yang buruk, semoga selalu rumpian yang menginginkan menjadi  seorang yang baiklah yang selalu terucap dari bibir mungil kalian adik-adikku.
Lagi dan lagi, peran serta orang tua sangatlah penting. Mungkin, anak-anak di kisah 2 ini diajarkan untuk mencintai alquran sejak dini. Dibimbing menghapal alquran setelah maghrib, ada jam khusus menghapal alquran bahkan ada guru khususnya.
Sehingga, anak-anak seperti inilah yang kelak menjadi wanita yang sholehah, istri yang patuh pada perintah suaminya, ibu yang menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya, kakak dan adik yang membahagiakan bagi kedua orang tuanya. Tentu, ini tidak hanya untuk anak-anak perempuan, para calon tentara muslim, anak laki-laki, yang tangguh dan kuat juga perlu pendidikan dan pengajaran yang sama baiknya.

Ini bukan tulisan yang menggurui para orang tua, menzhalimi anak-anak, hanya ungkapan hati dan pikiran dari nguping dan kebetulan yang tidak sengaja dan tersengaja menulisnya pada hari ini tanpa rencana. Hanya menyayangkan apa yang telah terjadi pada anak-anak zaman kini. Aku rindu mereka yang teriak-teriak di depan halaman rumah, berlari setelah mengganggu anjing yang tidur, melompat gembira bermain istatak, lompat tali, bola kaki, bongkar pasang, tongkat dingin, patok lele dan beribu permainan yang 'pernah' ada dulu.
Hanya harapan-harapan baik untuk kalian anak-anak Indonesia, generasi penerus bangsa. Tak perlu harapan-harapan itu disebut seperti panjangnya tulisan ini, hanya sebait doa yang dikirim untuk anak-anak Indonesia hingga anak-anak di dunia, semoga kalian bisa menjadi seorang yang berguna bagi orang tua, agama, bangsa dan negara.

0 komentar:

Post a Comment

.

Labels

Daily (9) Dreams (9) Hawaanees (28) Nothing (54) Schoolnotes (37) Univers(al)ity (10)

Followers

About Me

My Photo
Sarazaili
What my friends know about me
View my complete profile