Thursday, August 29, 2013

Cinta (Monyet)


Mungkin benar, pada akhirnya setiap perempuan akan mencintai orang yang tidak ia cintai pada awalnya. Kemudian, kita harus menerima realita bahwa kita akan hidup bersama pria ini selamanya. Pria yang sudah teramat baik berupaya mendapatkan cinta kita, hingga kita akhirnya belajar bersusah payah mencintainya karena mendekati umur dimana kita harus segera menikah. Kita memang mencintainya, namun ia bukanlah yang pertama kita inginkan pada awalnya. Kita dipaksa belajar.

Kemudian, kita menggugat Tuhan atas setiap perasaan yang tidak terbalas. Sampai bosan. Kita juga menggugat hati kita sendiri, karena belakangan kita menyadari bahwa Tuhan tidak pernah bisa dipersalahkan.
...
Ini hanya tulisan dari blog tetangga yang menggugah hati.Yang untuk sesaat menyentakkan aku kepada kamu, kepada kamu yang membawa pengertian cinta dalam bahasamu, kepada kamu yang sempat memperdebatkan arti cinta kepadaku yang entah apa dan karena apa aku mengalah untuk sebuah debat yang biasanya tak pernah bisa aku terima mentah-mentah, kepada kamu yang sesaat menggombali dengan kata-kata yang entah apa aku terjemahkannya.
Andai kamu membaca ini, apakah perspektifmu berlaku untuk sebuah paragraf singkat tentang filosofi cinta? Bukan, ini bukan filosofi cinta sederhana, ini filosofi cinta dalam pernikahan. Yang kata orang, seumuran kita hanya tahu cinta monyet. Yang kata orang, cinta hanya sekedar cinta begitu saja kemudian ditinggalkan. Yang kata orang ini bukan hubungan serius.
Kepada ia yang terikat janji sehidup semati melalui ijab kabul, kepada ia yang berusaha meyakini ia akan hidup selamanya bersama pasangannya, kepada ia yang menyadari ini bukan lagi putus-sambung-cari baru

Dan, sampai kapan kamu menyadari hakikat cinta (monyet)?

0 komentar:

Post a Comment

.

Labels

Daily (9) Dreams (9) Hawaanees (28) Nothing (54) Schoolnotes (37) Univers(al)ity (10)

Followers

About Me

My Photo
Sarazaili
What my friends know about me
View my complete profile